Suatu ketika, jemari ini hilang tariannya. Ia tidak pantas menari di atas papan kekunci seperti kebiasaannya. Akal pula menjadi tumpul. Buntu. Tiada ilham mahupun idea bernas untuk disalurkan kepada jemari agar ia bisa menaipkan bait2 kata yang menginsafkan.
Aku pernah merasa 'kehilangan' itu.
Apakah Allah mengujiku sebegitu agar aku ingat kepadaNya selalu?
Waktu dulu, seandainya aku tertekan atau menghadapi masalah, bagi menghilangkannya akan kutitipkan bait2 kata dalam tulisanku agar ianya menjadi sebuah cerpen, novel, mahupun sajak. Ianya seakan terapi buatku. Kini, bila aku tertekan, aku cuba melakukan perkara yang sama. Namun ada ketikanya aku terpaku di hadapan komputer ribaku, memikirkan apakah yang patut kutitipkan buat tatapan mereka2 yang mengenaliku?
Batasan masa, ianya bukan persoalan atau halangan.
Allah mengurniakan kita dengan 24 jam...namun kita merasakan ianya tidak cukup. Itulah natijahnya memiliki nafsu, tiada pernah merasa puas dengan apa yang ada. Lalu bagaimanakah mahu dipuaskan nafsu ini? Tidak akan puas, bisik hatiku. Ianya hanya bisa tunduk dengan sujud dan berlapar demi Tuhanmu...
Kali ini, sedikit demi sedikit kehilanganku kembali. Jemari ini mulai lincah namun masih kekok dalam 'tariannya', menitipkan bait2 kata buat tatapan kalian semua. Kuharapkan semoga kalian mendoakan...